Sejumlah orang mengaku telah bertemu dengan Malim Bagus, raja jin muslim penguasa bukit ini. Benarkah?
KABUPATEN Rejang Lebong, menurut kepercayaan masyarakatnya, banyak terdapat tempat keramat yang angker. Namun, dari sekian banyak tempat, kabarnya hanya Bukit Kaba yang berpenghuni makhluk gaib paling banyak. Menurut cerita yang berkembang di tengah masyarakat, syahdan ada sembilan raja makhluk halus yang bertahta di tempat ini. Adapun nama-nama yang cukup popular ditengah masyarakat di antaranya: Malim Bagus yang bertahta di puncak bukit, Elang Berantai yang juga berkuasa di puncak bukit, dan Putri Saudari Kandang yang memiliki kekuasaan di kaki bukit.
Sehingga tak diragukan lagi, kalau Bukit Kaba disebut-sebut sebagai tempat paling angker di kabupaten berudara sejuk ini.
Dengan bentuk alam yang begitu indah, suhu yang sejuk dan perjalanan yang tak begitu sulit, maka banyak sekali orang berkunjung ke tempat ini. Tujuan pengunjung pun bermacam-macam, mulai dari penelitian, wisata, bahkan semedi atau ritual tertentu yang berhubungan dengan hal gaib.
Untuk yang terakhir ini biasanya ada beberapa larangan yang harus ditaati para pengunjung. Biasanya bagi mereka yang sudah ‘mengerti’ saat menginjakkan kaki di daerah ini selalu menyampaikan salam ke penguasa gaib Bukit Kaba. Selanjutnya, mereka tidak dibenarkan berkata sombong apalagi melakukan perbuatan tidak senonoh. Menurut masayarakat setempat, hal ini tidak lain agar terhindar dari mara bahaya.
Konon, Malim Bagus adalah raja jin muslim yang mempunyai perkampungan yang masyarakatnya memakai jubah putih kekuningan layaknya seperti seorang kyai.
Cerita tentang keberadaan Malim Bagus ini ternyata bukanlah sekadar isapan jempol belaka. Beberapa orang dikabarkan pernah bertemu bahkan bertatap muka secara langsung dengan penguasa Bukit Kaba itu.
Syafewi, misalnya. Pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai guru SMA di Curup ini, ketika tengah berwisata ke Bukit Kaba, mengaku pernah bertemu dengan Malim Bagus. Bahkan saat itu dia merasa tengah bercakap-cakap langsung dengan sosok legendaries Bukit Kaba itu.
“Saat saya sedang ngobrol, saya tidak menyangka kalau ternyata teman saya tidak melihat lawan bicara saya tadi. Dia hanya bengong,” cerita guru biologi ini.
Cerita serupa juga dialami Siregar. Lelaki asal Medan ini juga mengaku pernah bertemu langsung dengan Malim Bagus. Dia juga sempat berbincang-bincang seperti dialami Syafewi.
“Tetapi, tidak lama kemudia, sosok misterius itu raib dari hadapan saya,” kata Siregar.
Ngalab Berkah
Melihat banyaknya cerita mistis yang berkembang di masyarakat, akhirnya tempat ini kerap disambangi orang. Bahkan, mereka tidak segan-segan ngalab berkah alias mengadu peruntungan dengan melakukan semacam ritual di tempat itu. Mulai dari minta nomor togel sampai ke hal lainnya.
Pernah, beberapa tahun silam, tiga orang warga lereng bukit mendatangi tempat tersebut untuk melakukan ritual. Tujuannya agar diberi nomor jitu. Saat itu sedang marak-maraknya SDSB. Singkat cerita Toyib, bukan nama sebenarnya, bersama kedua temannya itu memulai ritual. Mereka membakar kemenyan dan mempersiapkan sesaji untuk persembahan. Tidak lama kemudian mereka pun tertidur dan bermimpi. Di dalam mimpinya, mereka didatangi Malim Bagus. Tetapi, alih-alih mendapat nomor jitu malah mereka dimarahi dan disuruh meninggalkan tempat itu secepatnya. Intinya, mereka tidak diperkenankan untuk meminta hal-hal yang dilarang agama Islam di tempat itu.
“Sang Kyai menyarankan kami agar segera pulang. Sebab, kata Kyai itu, Bukit Kaba bukannya tempay untuk minta kekayaan. Kalau tidak bahaya akan menjemput,” kata Toyib menirukan ucapan sang kyai.
Selain cerita Malim Bagus, ada juga cerita menarik lainnya yakni Putri Saudari Kandang. Menurut cerita, ratusan tahun silam, putri dari bangsa siluman ini pernah mau menikah dengan seorang pemuda dari Curup. Tapi, di saat akan naik pelaminan, ternyata yang nampak hanya pengantin lelakinya saja. Mempelai wanitanya tak nampak sama sekali. Padahal, menurut sang pemuda, mempelai wanitanya justru berada tepat disampingnya. Hal ini jelas membuat para pengunjung dan keluarga pengantin menjadi bertanya-tanya dengan kondisi sang pengantin lelaki. Bahkan ada yang beranggapan si pengantin sudah tidak waras lagi.
Akhirnya, batallah pernikahan tersebut. Melihat kejadian itu, pemuda Curup itu merasa malu dan jengkel. Sebab, tperistiwa itu telah menjadi buah bibir masyarakat.
Karena tidak tahan terus-menerus diejek, konon, akhirnya Putri Saudari Kandang mengutuk orang Curup. Dalam ucapannya dikatakan jika masayarakat Dusun Curup berkunjung ke Bukit Kaba, maka akan celaka.
Hingga saat ini kepercayaan itu tumbuh dan mengakar di benak masayarakat Dusun Curup. Mereka memang merasa cukup takut dengan cerita itu. Hal ini terlihat dari mereka yang merasa asli penduduk Dusun Curup tidak berani berkunjung ke Bukit Kaba. Mereka takut terkena kutukan. FRANKY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar