Selasa, 07 Juli 2009

ABG Curup Dibawa ke Alam Gaib

Lelaki misterius itu mengaku sebagai Pak RT. Anehnya, saat dia mengajakku pergi, malam itu, aku mau saja ikut dengannya.

SHINTA kelihatan masih sedikit bengong saat wrtawan manyambangi rumahnya siang itu. ABG belasan tahun itu Cuma senyum-senyum saja saat wartawan menanyakan peristiwa yang baru saja dialaminya Januari silam. Sebenarnya dia enggan menceritakan kisah berbau mistis itu. Tapi, untunglah, Ibu dan kakaknya, Widya, ternyata mau membuka cerita aneh yang mengundang kontroversi itu.
Ceritanya, waktu itu sekitar jam 21.30 WIB. Shinta, baru saja pulang dari rumah temannya yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Rumah Shinta sendiri terletak di Kelurahan Pelabuhan Baru Kota Curup, atau lebih dikenal dengan kawasan Pasar Atas Curup. Waktu dia baru saja duduk di kursi ruang tengah, tiba-tiba, ada bunyi orang mengetuk pintu rumahnya. Ibunya yang kebetulan belum tidur lalu membuka pintu. Di hadapan pintu itu berdiri seorang lelaki berpakian layaknya tukang ronda malam.
“Tapi, dia mengaku ketua RT. Jadi, saya tidak terlalu takut,” kata Ibu Shinta.
Tanpa basa-basi, lelaki yang tidak dikenalnya itu pun langsung marah-marah dan memaki-maki Shinta. Dia mengatakan kalau Shinta telah berbuat kurang senonoh di lingkungannya. Katanya, Shinta telah melakukan perbuatan asusila. Mendengar tudingan itu, kontan saja Shinta dan Ibunya membela diri. Karena dia merasa tidak mungkin anaknya yang masih duduk di bangku SMP itu melakukan perbuatan tidak terpuji.
“Anak saya ini tidak pernah macam-macam. Saya tahu persis itu,” kata sang Ibu.
Tapi, nampaknya, lelaki misterius mengaku sebagai RT itu tetap bersikukuh untuk membawa Shinta ke suatu tempat. Alasannya utnuk menyelesaikan persoalan itu. Tapi, anehnya lagi, dia tidak mengizinkan keluarga Shinta yang lainnya untuk ikut.
“Nggak mungkin saya mau ngapa-ngapain anak ibu ini. Saya bawa sebentar saja, biar masalahnya selesai,” kata sang Ibu menirukan perkataan lelaki itu.
Merasa tidak bersalah, akhirnya Shinta pun meyakinkan ibu dan kakaknya untuk mengikuti ajakan lelaki itu. Hingga akhirnya Shinta dan lelaki itu meninggalkan rumah. Entah mengapa, selang beberapa menit mereka pergi, sang ibu dan Widia, kakak Shinta, memutuskan untuk menyusul mereka dari belakang. Dari kejauhan, Widia masih melihat langkah kedua orang itu. Tetapi, anehnya, saat Shinta dan lelaki itu melewati tikungan kelam tidak jauh dari rumahnya, Widia dan ibunya kehilangan jejak. Kedua orang yang diikutinya itu seolah raib ditelan malam. Sampai-sampai Widia mengetuk pintu rumah teman Shinta yang berada di dekat tikungan itu.
“Tapi, pas saya tanya, ada Shinta, nggak? Pemilik rumah itu mengaku tidak ada orang bertandang ke rumahnya dari tadi,” kenang Widia.
Mendengar jawaban seperti itu, Widia dan Ibunya semakin panik. Hingga akhirnya mereka pun mencarinya ke mana-mana. Kurang lebih satu jam mereka kehilangan Shinta.

Dibawa ke sebuah rumah
Di tengah kepanikan pihak keluarga, malam itu, di bawah rinai hujan gerimis, ternyata Shinta tengah berjalan menyusuri kawasan Pasar Atas. Menurut pengakuan Shinta, saat itu dia hanya berjalan mengikuti lelaki itu. Tidak ada sepatah kata pun yang mereka perbincangkan di sepanjang perjalanan. Hingga tanpa terasa mereka pun tiba di sebuah rumah yang tidak Shinta kenal. Di rumah itu dihuni oleh sepasang suami istri. Saat itu, entah mengapa, seolah telah akrab, istri penghuni rumah itu pun menasihati Shinta.
“Kamu jangan suka marah-marah lagi .Nanti berakibat tidak baik bagi diri kamu,” kata Widia menirukan nasihat perempuan penghuni rumah itu.
Tidak berapa lama, dari rumah itu Shinta pun kembali di ajak menuju kawasan samping asrama polisi pasar atas, tidak jauh dari simpang TPR. Di situlah, akhirnya Shinta berpisah dengan lelaki yang mengajaknya tadi. Lelaki itu mengatakan kalau dirinya akan ke arah Pasar Atas untuk menyelesaikan persoalan Shinta tadi.
“Setelah itu, kami berpisah. Saya menuju arah jalan Gedung PBSI, dia menuju ke arah Pasar Atas. Setelah itu, saya langsung pulang menuju rumah,” kata Shinta.
Sampai di rumah, waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB. Melihat, kemunculan Shinta, pihak keluarga yang sedari tadi panik merasa lega. Sejak malam itu, selama tiga hari Shinta lebih banyak berdiam diri. Dia nampak tertekan. Dia tidak pernah menceritakan peristiwa ganjil itu kepada siapapun termasuk keluarganya.
Siapakah sebenarnya orang-orang yang ditemui Shinta malam itu? Ke manakah sebenarnya malam itu Shinta dibawa? JONI/JAMIE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar